Minggu, 23 Agustus 2020

PERTEMUAN 6 PEMDAS, Penyajian algoritma dengan pseudocode

 Setelah anda membaca  artikel ini ↓↓↓ ISI ABSEN DAN QUIZ Ya..  



1.6. KEGIATAN BELAJAR 6 PENYAJIAN ALGORITMA DENGAN PSEUDOCODE


 1.6.1. Tujuan Pembelajaran 

Melalui kegiatan belajar ini, diharapkan siswa memahami penyajian algoritma dengan pseudocode. 


1.6.2. Aktivitas Kegiatan Belajar 

1.6.2.1. Mengamati 

Perhatikan dua buah bentuk algoritma berikut 


1.6.2.2. Menanya

 Buatlah pertanyaan-pertanyaan seperti contoh berikut! 


  1. Apakah perbedaaan dua algoritma di atas? 

  2. Mengapa perlu dibuat bentuk algoritma yang kedua? 

  3. Apakah arti READ, WRITE, dan END? 

  4. Jika penyajian pada algoritma pertama menggunakan bahasa natural, algoritma yang kedua disebut penyajian dengan apa?


1.6.2.3. Mengumpulkan Informasi/Mencoba 


Kedua algoritma di atas adalah mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari jumlah kuadrat dari dua buah bilnagan. Algoritma pertama menggunakan bahasa natural (sehari-hari), sedangkan yang kedua sudah menggunakan bentuk perintah seperti READ dan WRITE. 

Penggunaan bahasa ini bukan tanpa alasan, akan tetapi menyesuaikan dengan bahasa-bahasa pemrograman yang ada yang kebayakan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa induknya. Penyajian algoritma seperti disebut penyajian dengan PSEUDOCODE. Apa itu pseudocode. Simak penjelasan berikut. 

Penyajian algoritma dengan Bahasa natural, menggunakan kalimat deskriptif dapat digunakan untuk algoritma yang sederhana dengan dengan sedikit ekspresi atau operasi dalam simbol dan variabel. Sebagai contoh, bagaimana cara menuliskan proses menghitung jarak tempuh Gerak Lurus Berubah Beraturan, 

S=v0 t+ ½ a t2 . 


Dengan kalimat deskriptif, “Jarak tempuh sama kecepatan awal dikalikan waktu ditambah dengan setengah dikaliakan percepatan dikalikan kuadrat dari waktu tempuh”. Bagi pengembang program langkah seperti ini kurang efektif jika harus dirubah ke kode program, karena dengan kalimat yang panjang dapat menyebabkan perubahan makna dari tujuan yang sebenarnya. Salah satu cara megatasinya adalah mengkombinasikan bahasa natural dengan penggunaan variabel dan operator dalam suatu ekspresi. Ini sudah kita pelajari pada KB sebelumnya. 

Selain itu penggunaan bahasa natural yang terbatas pada bahasa sehari-hari pembuat algoritma, membuat pengguna algoritma menjadi terbatas sehingga orang lain yang tidak mengerti bahasa tersebut tidak bisa ikut memahami. Agar algoritma menjadi bahasa yang universal, khusunya bagi pengembang prorgam, alangkah baiknya algoritma disajikan dengan bahasa yang “dekat” atau mirip dengan semua bahasa pemrograman. Penyajian algoritma dalam bentuk bahasa yang “mirip” dengan bahasa pemrograman disebut dengan pseudocode. 

Sesuai dengan namanya pseudocode dapat diartikan sebagai kode bayangan, yaitu bahasa yang mendekati kode pemrograman yang sesungguhnya. Perbedaanya adalah dalam bahasa pemrograman aturan penulisan kode harus benar-benar sesuai, jika terjadi kesalahan sedikit saja maka akan menyebabkan error, atau program tidak bisa dijalankan. Sedangkan dalam pseudocode aturan penulisannya lebih bebas, dan tidak terikat namun yang paling penting adalah mudah diipahami oleh orang yang menjalankan algoritma atau orang yang akan mengimplementasikan algoritma tersebut ke bahasa pemrograman. 

Pseudocode yang baik adalah pseudocode yang dapat dipahami dan diterjemahkan oleh programmer ke bahasa pemrograman yang ada. Meskipun ada juga yang menuliskan pseudocode berdasarkan kecenderungan perancang algoritma dalam menggunakan bahasa pemrograman. Orang yang sering menggunakan Bahasa Pemrograman Fortran akan menuliskan pseudo code dengan gaya Bahasa Fortran, orang yang sering mengguanakan Pascal akan menuliskan psudocode dengan gaya bahasa Pascal, demikian juga bagi yang seringg menggunakan Basic ataupun Turbo C, tentu akan mempunyai style (gaya) yang ebrbeda-beda. Jadi pseudo-code bisa Bab 1 Dasar-dasar Algoritma 57 dikatakan juga sebagai algortima yang sudah sedikit digabungkan dengan bahasa pemrograman yang akan digunakan. 

Di antara sekian gaya pseudocode, barangkali yang paling mudah dipahami adalah gaya bahasa Pascal karena bahasanya sangat natural (alami) sebagaimana bahasa Inggris sehari-hari dan dengan mudah dapat diterapkan pada bahasa pemrograman yang lain seperti Fortran, turbo C, Basic dan bahasa pemrograman yang lain. Kata-kata kuncinya sangat singkat, praktis dan jelas. Hal ini juga akan membantu kalian ketika kalian belajar bahhasa Pemrograman pascal pada semester berikutnya. 

Sebagaimna yang dinyatakan pada bagian sebelumnya, bahwa algoritma terdiri dari 3 bagian: Nama Algoritma, Bagian Deklarasi, dan bagian Deskripsi, demikian juga dengan pseudocode. Perhatikan contoh Algoritma dalam Pseudocode berikut. 

Dapatkah kalian tunjukkan mana bagian Deklarasi, apa isinya? Bagian deklarasi di atas adalah menyatakan Konstanta Phi beserta nilainya dan variabel r, t dan V beserta tipe datanya. Kesemuanya akan digunakan selama algoritma berjalan. Konstanta adalah besran yan nilainya akan tetap selama algoritma berjalan. Bisa kalian jelaskan urutan algoritma di atas? 

Pada algoritma digunakan beberapa istilah yang mirip dengan Bahasa Pascal, sebagai berikut. 



Pemberian nilai ini V = Phi*r*r*t juga disebut dengan Assignment (penugasan). Di beberapa bahasa Pemrograman assignment ini dituliskan dengan beberapa gaya yang berbeda, di Pascal dituliskan V := Phi*r*r*t sedangkan di Turbo C cukup V = Phi*r*r*t. Dalam pembahasan di buku ini assignment menggunakan tanda = untuk konsistensi penyajian dengan bahasa natural, pseudocode maupun flowchart. Demikian juga dengan perintah 

WRITE, di beberapa pseudocode 58 Pemrograman Dasar SMK Kelas X Sem 1 dapat menggunakan perintah PRINT, DISPLAY atau OUTPUT saja. Sekali lagi, tidak ada aturan yang mengikat mengenai penyajian algoritma dengan pseudocode, namun agar penulisan selalu konsisten dalam pembahasan ini digunakan format sebagaimana di atas. 


Pada algoritma di atas, dikenalkan suatu skema atau struktur yang memuat kondisi atau persyaratan. Lebih jelasnya dapat kalian pelajari pada Bab II nanti. Yang ingin ditunjukkan melalui algoritma di aitas bahwa istilah-istilah atau kata kunci yang digunakan di atas, termasuk IF THEN ELSE adalah istilah baku dalam bahasa pemrograman, meskipun satu dengan yang lain agak berbeda penulisannnya. 

Selain itu kalian nati akan mengenal istilah-istilah lain seperti CASE OF, FOR TO DO, WHILE DO, REPEAT UNTIL, dan sebagainya. Meskipun tidak ada aturan yang mengikat penggunaan bahasa dalam pseudocode tapi setidaknya dengan menyeragramkan format dan istilah, kita bisa memahami algoritma yang dibuat orang lain dan sebaliknya dalam satu proses pembelajaran bersama. 


Berikut ini aturan penulisan Algoritma dengan pseudocode pada pembahasan buku ini.

  1. Menuliskan satu langkah atau pernyataan tiap baris Setiap baris pernyataan dalam pseudocode sebaiknya hanya untuk satu aksi saja dalam algoritma. 


  1. Menggunakan huruf besar untuk kata-kata kunci 

Dalam beberapa contoh di atas kita gunakan huruf besar untuk kata kunci seperi CONST, VAR, READ, WRITE, END, IF THEN, END, dan sebagainya. Kata kunci lain yang digunakan nanti pada pembahasan-pembahasan selanjutnya antara lain CASE OF, ELSE, FOR TO DO, WHILE DO, REPEAT UNTIL. 

  1. Membuat indentasi untuk menunjukkan hirarki. 

Hirarki biasanya muncul ketika dalam algoritma digunakan struktur desain, yang meliputi struktur percabangan dan struktur perulangan. Perhatiakan contoh berikut. 

Contoh Agoritma di atas menggunakan tstruktur IF THEN ELSE, di mana perhitungan gaji ditentukan oleh n, lama kerja. Jika n>=10 (masa kerja lebih besar dari 10 tahun) maka besar GajiPokok=4500000, TunjanganKeluarga=15% dari gaji pokok dan TotalGaji= gajiPokok + TunjanganKeluarga. Artinya untuk satu kondisi ada 3 pernyataan (statement). 

Dalam pseudocode karena ketiga nya merupakan serangkaian proses berturutan sebagai aksi dari kondisi IF maka dituliskan menjorok dengan tepi yang sama. Demikian juga pada kondisi ELSE, yaitu di mana kondisi awal tidak dipenuhi juga ada 3 statement lanjutan. Aturan indentasi dalam algoritma adalah sebagai berikut:

  1. Atur semua statement yangg dieksekusi berturutan dengan tepi yang sama 

  2. Atur semua pernyataan dalam sebuah kondisi bersyart (IF THEN) terletak pada tepi (kolom) yang sama, tapi tidak termasuk kata kunci pembuat kondisi 

Contoh: 

  1. Memberi penomoran pada tiap baris pernyataan Berikut ini contohnya: 

  1. Mengatur semua pernyataan dalam suatu perulangan terletak pada tepi (kolom) yang sama, tapi tidak termasuk kata kunci pembuat perulangan Contoh: Perulnagan dengan menggunakan WHILE DO 

Potongan algoritma di atas menghitung suku (Un) dan deret (Sn) dari barisan, 2, 5, 8, dan seterusnya hingga Un kurang dari 100. Struktur mengenai perulangan WHILE DO akan Bab 1 Dasar-dasar Algoritma 61 dibahas lebih lanjut pada Bab 3. Di sini hanya ditunjukkan bagaimna penulisannya dalam pseudocode. 


  1. Menghindari penggunaan perintah dalam kata sehari-hari yang sekiranya itu tidak dikenal dalam komputer Sebagai contoh misalkan Tukar nilai a dan b, karena perintah tukar tidak ada di bahasa pemrograman apapun maka sebaiknya diganti dengan barisan perintah 










Sumber : http://sumberilmusijalu.blogspot.com/search/label/buku

Comments

Terima kaseh, telah berkomentar, ..semoga bermanfa'at..[^_^]
EmoticonEmoticon